Pernyataan Menteri Penerimaan CPNS 2016 diutamakan Lulusan Kampus Ternama Mendapatkan Kritikan

Anggota Komisi X Reni Marlinawarti mengkritisi pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi ‎yang mengatakan bahwa rekruitmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2016 mengutamakan lulusan dari kampus ternama.

Reni menilai, pernyataan tersebut tidak mendasar. Menurutnya, ada banyak pertimbangan yang dapat mematahkan wacana tersebut. Pertama, tidak semua perguruan tinggi ternama menjamin lulusannya berkualitas baik.

“Memangnya sekarang ada data yang menunjukkan kalau perguruan tinggi yang tidak terkenal, itu tidak bagus?” ucap Reni dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (2/6/2016).

Kedua, tidak ada korelasi antara kualitas sebuah kampus dengan peningkatan kinerja para CPNS nantinya saat bertugas. Dengan demikian, hal tersebut tidak bisa masuk ke dalam penilaian penerimaan CPNS 2016.

“Dalam psikotes, misalnya. Nilainya paling bagus-bagus, tapi dalam kinerja rendah sekali, tanggung jawabnya rendah. Kalau patokannya keilmuan, kompetensi tentu harus berdasarkan formasi yang tersedia. Dan itu negeri atau swasta, terkenal atau tidak, bukan jadi ukuran. Bahwa yang terkenal itu jauh lebih bagus, bukan suatu ukuran,” kata Reni menjelaskan.

Reni menilai, pernyataan tersebut akan berdampak besar terhadap dunia pendidikan, terutama kalangan mahasiswa. Reni menganggap apa yang disampaikan Menteri Yuddy dapat mematahkan semangat para mahasiswa dan menimbulkan kecemburuan di kalangan perguruan tinggi.

“Bisa saja terjadi kecemburuan‎. Itu namanya diskriminasi terhadap perguruan tinggi kita. Saya rasa rasis lah, jangan underestimate. Berbahaya itu,” tutur Reni menegaskan.

Politikus PPP itu meminta agar Menteri Yuddy tidak membuat suatu pernyataan atau kebijakan yang bersifat kontroversi dan diskriminatif. Reni menyarankan agar semua kebijakan yang ingin dibuat oleh pemerintah, khususnya Kemenpan RB dikaji terlebih dahulu secara matang.
“Jangan asal membuat kebijakan. Harus dimatangkan. Lakukan kajian konseptual, akademis, faktual di lapangan, karena itu sama dengan menganaktirikan universitas yang lain, yang tidak bagus. Menganaktirikan PTS yang jumlahnya 4 ribu. PTN hanya 356,” ujar Reni.

Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan membuka lowongan cpns 2016, dalam jumlah terbatas.
Menpan RB Yuddy Chrisnandi menyatakan, pihaknya akan memberi syarat berat bagi CPNS. Untuk pelamar umum, diutamakan lulusan dari perguruan tinggi ternama. “Supaya mendapatkan calon bagus,” kata Yuddy, pada akhir Mei 2016.

Pernyataan Yuddy itu bertentangan dengan Pasal 61 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara (ASN) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi CPNS setelah memenuhi persyaratan.

Pada Pasal 65 ayat 1 juga tercantum bahwa calon CPNS yang diangkat menjadi CPNS harus memenuhi persyaratan antara lain, lulus pendidikan dan pelatihan, sehat jasmani dan rohani. Tidak ada ketentuan CPNS harus lulusan kampus ternama.